Kamis, 27 Desember 2012
Terpaku Dalam Hening
Disini ku terpaku pada kesendirian dan keheningan malam
Dan kembali mengilas balik peristiwa demi peristiwa yang telah lama berlalu
Ditelan dan tergerus waktu yang terus berdetak
Laksana jam dinding yang terus berputar konstan dan tak 'kan berputar balik melawan arah putarannya
Disini ku terpaku dan terpukau oleh kesendirianku
Hening menunggu dan menunggu ketidak pastian
Pada sesuatu yang kutunggu dan tak ku ketahu untuk apa ku menungguinya
Ku beranjak pada sudut ruang hampaku
Ku coba sibak jendela pada ujung kamar dan kubiarkan semilir angin membuai diri ini
Oh.. betapa damai hening malam ini
Pada sepinya jiwa papa dan do'if diri
Tertinggalah nestafa dalam jiwa.. yang sunyi merangas ini
Aku ingin dirimu hadir kembali k'padaku, yang dapat meluluhkan sepi jiwa ini
dan mengajakku membuai mimpi tentang indahnya dunia fana
Menyatukan tiap detak dalam dada
Menembusi relung-relung jiwa paling dalam
Dan menghempaskannya ke tepian horison tanpa ujung
Aku terpaku dan tersilaukan
Terpaku akan indahnya hidup bersamamu, dan silaumu menyirami nestapa jiwa yang kering ini
Membasahi tiap jengkal kegundahan
Dan pada ujung jalan panjang yang kupandangi dibalik tirai jendela ini
Kupandangi lambaian baju merona merah muda milikmu
Ternyata semua hanya fatamorgana pada kelamnya malam yang kian larut
Dan aku kembali pada heningnya raga dalam dada
Aku kembali terhempas pada kilas balik peristiwa demi peristiwa masa lalu
Bahwa dalam dadaku pernah ada sepi, derita, nestafa dan duka yang mendalam
Laksana daging disayat bilahan tajam sembilu
Lekas, lekas kembalilah kepadaku
Kerana kesendirian ini hanya rajutan perih dan kesedihan
Dan pada malam yang semakin kelam laksana tak berujung
Aku masih tetap terpaku...
Tangerang, 27 Desember 2012
Posted by
meegatea
at
Kamis, Desember 27, 2012
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook


0 comments:
Posting Komentar